Budidaya ikan nila
tidaklah sulit. Ikan nila masih satu kerabat dengan ikan mujair. Kedua ikan ini
mempunyai kemiripan sifat. Mudah berkembang biak dan mempunyai kemampuan
adaptasi yang baik.
Di alam bebas, ikan
nila banyak ditemukan di perairan air tawar seperti sungai, danau, waduk dan
rawa. Suhu optimal bagi pertumbuhan ikan nila berkisar 25-30oC dengan pH air
7-8.
Ikan nila termasuk
hewan pemakan segala atau omnivora. Makanan alaminya plankton, plankton,
tumbuhan air dan berbagai hewan air lainnya. Pakan buatan untuk budidaya ikan
nila sebaiknya berkadar protein sekitar 25%.
Biaya pakan untuk budidaya ikan nila relatif lebih murah. Tidak seperti
budidaya ikan mas atau ikan lele yang membutuhkan pakan dengan kadar protein
tinggi, sekitar 30-45%.
Untuk memulai budidaya
ikan nila ada beberapa faktor penting yang harus diperhatikan, yakni pemilihan
benih, persiapan kolam, pemberian pakan, hingga penanganan penyakit.
Memilih benih ikan nila
Pemilihan benih
merupakan faktor penting yang menentukan tingkat keberhasilan budidaya ikan
nila. Untuk hasil maksimal sebaiknya gunakan benih ikan berjenis kelamin
jantan. Karena pertumbuhan ikan nila jantan 40% lebih cepat dari pada ikan nila
betina.
Budidaya ikan nila
secara monosex (berkelamin semua) lebih produktif dibanding campuran. Karena
ikan nila mempunyai sifat gampang memijah (melakukan perkawinan). Sehingga bila
budidaya dilakukan secara campuran, energi ikan akan habis untuk memijah dan
pertumbuhan bobot ikan sedikit terhambat.
Saat ini banyak yang
menyediakan bibit ikan nila monosex. Bila sulit mendapatkannya, bibit ikan nila
monosex bisa dibuat sendiri. Caranya bisa dilihat dalam artikel budidaya
pembenihan ikan nila.
Persiapan kolam
budidaya
Budidaya ikan nila bisa
menggunakan berbagai jenis kolam, mulai dari kolam tanah, kolam semen, kolam
terpal, jaring terapung hingga tambak air payau. Dari sekian jenis kolam
tersebut, kolam tanah paling banyak digunakan karena cara membuatnya cukup
mudah dan biaya konstruksinya murah. Silahkan lihat cara membuat kolam tanah.
Keunggulan lain kolam
tanah adalah bisa menjadi tempat tumbuh berbagai tumbuhan dan hewan yang
bermanfaat sebagai pakan alami bagi ikan. Sehingga bisa mengurangi biaya
pembelian pakan buatan atau pelet.
Untuk memulai budidaya
ikan nila di kolam tanah, perlu langkah-langkah persiapan pengolahan tanah.
Mulai dari penjemuran, pembajakan tanah, pengapuran, pemupukan hingga
pengairan. Berikut langkah-langkahnya:
Langkah pertama adalah
pengeringan dasar kolam. Kolam dikeringkan dengan cara dijemur. Penjemuran
biasanya berlangsung selama 3-7 hari, tergantung kondisi cuaca. Sebagai
patokan, penjemuran sudah cukup bila permukaan tanah terlihat retak-retak,
namun tidak sampai membatu. Bila diinjak masih meninggalkan jejak kaki sedalam
1-2 cm.
Selanjutnya, permukaan
tanah dibajak atau dicangkul sedalam kurang lebih 10 cm. Sampah, kerikil dan
kotoran lainnya dibersihkan dari dasar kolam. Bersihkan juga lumpur hitam yang
berbau busuk, biasanya berasal dari sisa pakan yang tidak habis.
Kolam yang telah
dipakai biasanya memiliki tingkat keasaman tinggi (pH rendah), kurang dari 6.
Padahal kondisi pH optimal untuk budidaya ikan nila ada pada kisaran 7-8. Untuk
menetralkannya lakukan pengapuran dengan dolomit atau kapur pertanian. Dosis pengapuran
disesuaikan dengan keasaman tanah. Untuk pH tanah 6 sebanyak 500 kg/ha, untuk
pH tanah 5-6 sebanyak 500-1500 kg/ha, untuk pH tanah 4-5 sebanyak 1-3 ton/ha.
Kapur diaduk secara merata. Usahakan agar kapur bisa masuk ke dalam permukaan
tanah sedalam 10 cm. Kemudian diamkan selama 2-3 hari.
Setelah itu lakukan
pemupukan. Gunakan pupuk organik sebagai
pupuk dasar. Jenisnya bisa pupuk kompos atau pupuk kandang. Pemberian pupuk
organik berguna untuk mengembalikan kesuburan tanah. Dosisnya sebanyak 1-2 ton
per hektar. Pupuk ditebar merata di dasar kolam. Biarkan selama 1-2 minggu.
Setelah itu, bila dipandang perlu bisa ditambahkan pupuk kimia berupa urea
50-70 kg/ha dan TSP 25-30 kg/ha, diamkan 1-2 hari. Tujuan pemupukan untuk
memberikan nutrisi bagi hewan dan tumbuhan renik yang ada di lingkungan kolam.
Sehingga hewan atau tumbuhan tersebut bisa dimanfaatkan sebagai pakan alami
ikan.
Langkah selanjutnya,
kolam digenangi dengan air. Pengairan dilakukan secara bertahap. Pertama,
alirkan air ke dalam kolam sedalam 10-20 cm. Diamkan selama 3-5 hari. Biarkan
sinar matahari menembus dasar kolam dengan sempurna, untuk memberikan
kesempatan pada ganggag atau organisme air lainnya tumbuh. Setelah itu isi
kolam hingga ketinggian air mencapai 60-75 cm.
Cara pengolahan kolam
tanah secara lebih mendetail bisa dilihat di persiapan kolam tanah untuk
budidaya ikan.
Penebaran benih ikan
nila
Kolam yang telah terisi
air sedalam 60-75 cm siap untuk ditebari benih ikan nila. Padat tebar kolam
tanah untuk budidaya ikan nila sebanyak 15-30 ekor/m2. Dengan asumsi, ukuran
benih sebesar 10-20 gram/ekor dan akan dipanen dengan ukuran 300 gram/ekor.
Sebelum benih ditebar,
hendaknya melewati tahap adaptasi terlebih dahulu. Gunanya agar benih ikan
terbiasa dengan kondisi kolam, sehingga resiko kematian benih bisa ditekan.
Caranya, masukkan wadah yang berisi benih ikan nila ke dalam air kolam. Biarkan
selama beberapa jam. Kemudian miringkan atau buka wadah tersebut. Biarkan ikan
keluar dan lepas dengan sendirinya.
Pemeliharaan budidaya
ikan nila
Setelah semua persiapan
selesai dilakukan dan benih sudah ditebarkan ke dalam kolam, langkah
selanjutnya adalah merawat ikan hingga usia panen. Tiga hal yang paling penting
dalam pemeliharaan budidaya ikan nila adalah pengelolaan air, pemberian pakan
dan pengendalian hama penyakit.
a. Pengelolaan air
Agar pertumbuhan
budidaya ikan nila maksimal, pantau kualitas air kolam. Parameter penentu
kualitas air adalah kandungan oksigen dan pH air. Bisa juga dilakukan
pemantauan kadar CO2, NH3 dan H2S bila memungkinkan.
Bila kandungan oksigen
dalam kolam menurun, perderas sirkulasi air dengan memperbesar aliran debit
air. Bila kolam sudah banyak mengandung NH3 dan H2S yang ditandai dengan bau
busuk, segera lakukan penggantian air. Caranya dengan mengeluarkan air kotor
sebesar ⅓ nya, kemudian menambahkan air baru. Dalam keadaan normal,pada kolam
seluas 100 m2 atur debit air sebesar 1 liter/detik.
b. Pemberian pakan
Pengelolaan pakan
sangat penting dalam budidaya ikan nila. Biaya pakan merupakan komponen biaya
paling besar dalam budidaya ikan nila. Berikan pakan berupa pelet dengan kadar
protein 20-30%.
Ikan nila membutuhkan
pakan sebanyak 3% dari bobot tubuhnya setiap hari. Pemberian pakan bisa
dilakukan pada pagi dan sore hari. Setiap dua minggu sekali, ambil sampel ikan
nila secara acak kemudian timbang bobotnya. Lalu sesuaikan jumlah pakan yang
harus diberikan.
Perhitungan dosis pakan
budidaya ikan nila:
Dalam satu kolam
terdapat 1500 ekor ikan nila berukuran 10-20 gram/ekor.
Rata-rata bobot ikan →
(10+20)/2 = 15 gram/ekor.
Perhitungan pakannya →
15 x 1500 x 3% = 675 gram = 6,75 kg per hari
Cek bobot ikan setiap
dua minggu untuk menyesuaikan jumlah pakan.
c. Pengendalian hama
dan penyakit
Seperti telah
disebutkan sebelumnya, ikan nila merupakan ikan yang tahan banting. Pada
situasi normal, penyakit ikan nila tidak banyak mengkhawatirkan. Namun bila
budidaya ikan nila sudah dilakukan secara intensif dan massal, resiko serangan
penyakit harus diwaspadai.
Penyebaran penyakit
ikan sangat cepat, khususnya untuk jenis penyakit infeksi yang menular. Media
penularan biasanya melewati air. Jadi bisa menjangkau satu atau lebih kawasan
kolam. Untuk penjelasan lebih jauh silahkan baca hama dan penyakit ikan nila.
Pemanenan ikan nila
Waktu yang diperlukan
untuk budidaya ikan nila mulai dari penebaran benih hingga panen mengacu pada
kebutuhan pasar. Ukuran ikan nila untuk pasar domestik berkisar 300-500
gram/ekor. Untuk memelihara ikan nila dari ukuran 10-20 gram hingga menjadi
300-500 gram dibutuhkan waktu sekitar 4-6 bulan.
0 komentar:
Post a Comment